Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Kisah Seorang Tukang Air

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan. Setiap Orang Memiliki kekurangan Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon

Seorang Tukang Air Dan Dua Tempayan Besar

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugas dengan sempurna. Di pihak lain, si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidaksempurnaanya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya ia dapat berikan. Setiap Orang Memiliki kekurangan Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu kepada diri saya sendiri dan saya mohon

Gusti Allah Ora Sare...

Gusti Allah Ora Sare... Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini. Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan. Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian, ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh. Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja. Sang

Kiat introspeksi diri

Introspeksi diri dapat kita lakukan dengan cara sistematis. Kita seyogianya mulai memahami bahwa terdapat peta kemanusiaan dalam diri yang terdiri dari aspek kalbu sebagai pusat, inti, bahkan hakekat dari kemanusiaan itu sendiri. Keberadaan kalbu menyadarkan kita pada hubungan vertikal antara diri dan Tuhan Yang Maha Esa. Tanyakan dalam diri, seberapa dalamkah penghayatan kita tentang hubungan vertikal ini selama ini? Upaya apakah yang telah kita lakukan guna menguatkan hubungan vertikal ini dengan harapan peningkatan kokohnya penghayatan eksistensi diri kita, sebagai pribadi otonom. Aspek kognisi. Seberapa jauhkah prestasi intelektual yang selama ini sudah kita raih. Sudahkah kita memanfaatkan potensi intelektual kita secara optimal? Aspek konasi. Seberapa tekunkah kita dalam berupaya meraih prestasi kerja optimal? Apakah kita tipe orang yang terlalu cepat merasa puas dengan apa adanya. Sejauh mana kita berupaya meningkatkan ketekunan berusaha untuk bisa meraih prestasi optimal? Aspek

Bagaimana Membuat Blog Dibanjiri Komentar

Kalau anda suka jalan-jalan di dunia maya, pasti anda temukan banyak sekali blog. Di Indonesia saja konon jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu. Dan pasti jumlahnya terus bertambah. Setiap hari ada saja blog baru yang lahir. Tapi tidak sedikit juga yang mati suri atau mati beneran alias tidak pernah diurusi lagi. Dari sekian banyak penyebabnya, salah satunya adalah sepinya pengunjung. Jarang ada orang yang mau melirik blog yang kita buat. Kalau melirik saja mereka tak mau, bagaimana bisa mereka meninggalkan komentar di blog kita? Nah padahal keunggulan blog salah satunya adalah kuatnya interaksi dengan pengunjung. Pengunjung bisa langsung bertegur sapa dengan pemilik blog. Si empunya blog pun bisa melayani pertanyaan atau komentar pengunjung. Hubungan yang kuat antara pengunjung dan pemilik blog ini yang menjadi dasar kesuksesan blog yang kita bangun. Kalau anda sudah mengunjungi sejumlah blog, anda pasti juga bingung kenapa ada blog yang luar biasa ramai dikomentari, sedangkan blog

Bagaimana Mencapai Tujuan Hidup Anda secara Benar dan Menyenangkan

Coba bayangkan sebentar… Anda tengah berada di sebuah daerah. Dan anda berniat datang ke rumah seorang teman di daerah lain yang belum pernah anda kunjungi sebelumnya. Alamat sudah dikantongi. Lalu anda pun berangkat. Di tengah perjalanan, anda sampai di pertigaan jalan yang membingungkan. Anda ragu mau ambil jalan yang mana. Anda berupaya mencari orang untuk tempat bertanya. Namun sayang daerah itu tak berpenghuni. Tak seorang pun anda temui. Anda berupaya menelpon teman anda, tapi sialnya handphone anda ngedrop kehabisan daya baterai. Kalaupun handphone nyala, daerah itu tak terjangkau sinyal. Apa kira-kira yang anda lakukan? Jalan mana yang anda ambil? Jalan pertama, jalan kedua, atau yang ketiga? Anda lalu berspekulasi. Anda ambil jalan pertama. Setelah anda ambil jalan tersebut, naas hasilnya. Anda tersesat! Rencana menuju rumah teman tak kesampaian ditambah lagi anda tak tahu jalan untuk pulang. Rekan-rekan semua… ilustrasi singkat di atas menggambarkan betapa penting kita ta

Salah Satu Motivasi Hidup Adalah Bekerja

Seekor ayam berkokok pagi-pagi benar, kemudian keluar kandang dan mengepak-ngepakan sayapnya, yang jantan berkokok keras, menyambut sang surya yang tersenyum di ufuk timur. Mereka pergi pagi dan pulang menjelang malam dengan gelembung tembolok dileher yang sudah penuh dengan makanan. kemudian beristirahat sampai menjelang pagi dan kembali berkokok, mengepakan sayap, menyiapkan cakar-cakar untuk mengorek makanan di tanah dan rerumputan. Itulah kelebihan seekor ayam tanpa beban bekerja mencari makan. Sama halnya manusia , walau kadang bangun telat dengan si Ayam?, alangkah baiknya bila kita bekerja seperti ayam artinya bekerja tanpa beban, bedanya Ayam mencari makan untuk hari itu saja sedangkan manusia tidak untuk hidup hari ini saja, melainkan untuk esok hari,takala tua,menyekolahkan anak,membesarkan anak,mengantarkan anak sampai bisa mandiri dan lain-

Jari "Cantengen"

Tentang jari "cantengen" disuatu rumah sakit, ada seorang pasien yang sedang sakit. dia memeriksakan apa yang dia keluhkan ke seorang dokter. pasien : "(sambil menunjuk dengan jarinya) dok, saat gini kok sakit(menunjuk kepala,perut, dan lutut)". dokter : "wah, penyakitnya komplek.saya periksa dulu kepalanya" (setelah beberapa saat) dokter :"waduh kepalanya gak sakit pa2, normal2 ja, coba saya periksa perutnya". (setelah beberapa saat) dokter : "wah perutnya juga gakda masalah, coba saya periksa lututnya" (setelah beberapa saat) dokter : "waduh, ni lutut jg sehat2 ja"(dengan wajah kebingungannya) setelah itu, si pasien disuruh keluar du, coz pak dokter mau evaluasi tentang penyakit tersebut. di saat si pasien keluar, dia ketemu dengan temannya yang tau penyakitnya. teman pasien : "kok da disini, lagi apa??" pasien : "lagi berobat tentang penyakitku" teman pasien : "bagus itu, jadi penyakite biar cepet s